Mengenal Konsep Behavioral Finance pada Investasi

Investasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh individu atau organisasi dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dan meningkatkan nilai aset dalam jangka panjang. Pada dasarnya, investasi melibatkan pengambilan risiko yang dapat mempengaruhi keputusan finansial seseorang. Dalam proses pengambilan keputusan investasi, faktor emosi, kebiasaan, dan perilaku manusia juga memainkan peran penting.

Dalam dunia investasi, terdapat suatu konsep yang dikenal sebagai behavioral finance. Behavioral finance menggabungkan ilmu psikologi dan ekonomi untuk memahami perilaku manusia dalam pengambilan keputusan finansial. Konsep ini menunjukkan bahwa manusia tidak selalu bertindak secara rasional dalam mengambil keputusan investasi, melainkan dipengaruhi oleh berbagai bias dan emosi.

Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai konsep behavioral finance pada investasi. Pembahasan akan mencakup pengertian behavioral finance, faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan investasi, serta strategi yang dapat diterapkan untuk mengatasi bias dan emosi dalam investasi.

1. Pengertian Behavioral Finance

Behavioral finance adalah konsep yang mengkaji perilaku manusia dalam pengambilan keputusan finansial, terutama dalam konteks investasi. Konsep ini berfokus pada pemahaman mengapa manusia seringkali bertindak secara irasional dan tidak rasional dalam pengambilan keputusan investasi, meskipun memiliki informasi yang cukup untuk membuat keputusan yang bijaksana.

Dalam behavioral finance, terdapat beberapa asumsi dasar yang menjadi dasar analisis. Pertama, manusia cenderung memiliki keterbatasan informasi dan pengetahuan, sehingga mereka seringkali mengandalkan informasi yang tidak lengkap atau tidak akurat dalam pengambilan keputusan investasi. Kedua, manusia cenderung melakukan kesalahan dalam memproses informasi dan membuat penilaian. Mereka rentan terhadap bias kognitif dan emosional yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan finansial.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Investasi

Pengambilan keputusan investasi yang tidak rasional seringkali dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:

a. Bias Kognitif

Bias kognitif adalah kecenderungan manusia untuk membuat penilaian dan membuat keputusan berdasarkan persepsi dan pemahaman yang tidak objektif. Bias ini dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti overconfidence, anchoring, dan framing.

Overconfidence adalah kecenderungan manusia untuk merasa lebih yakin daripada seharusnya terhadap keputusan investasi yang diambil. Anchoring adalah kecenderungan manusia untuk mengandalkan informasi pertama yang diterima dalam pengambilan keputusan. Framing adalah kecenderungan manusia untuk membuat keputusan berdasarkan cara informasi disajikan.

b. Emosi

Emosi juga memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan investasi. Manusia cenderung dipengaruhi oleh emosi seperti keserakahan, ketakutan, dan keserakahan. Keserakahan dapat mendorong seseorang untuk mengambil risiko yang berlebihan dalam investasi, sedangkan ketakutan dapat membuat seseorang menghindari risiko yang sebenarnya menguntungkan.

Keserakahan dan ketakutan seringkali mengaburkan pemikiran rasional dan membuat seseorang membuat keputusan investasi yang tidak bijaksana.

c. Herding Behavior

Herding behavior adalah kecenderungan manusia untuk mengikuti keputusan investasi orang lain tanpa mempertimbangkan informasi yang ada. Manusia cenderung mengikuti mayoritas dan mengambil keputusan investasi yang sama dengan orang lain, terlepas dari analisis dan pemikiran rasional.

d. Availability Bias

Availability bias adalah kecenderungan manusia untuk membuat keputusan berdasarkan informasi yang mudah diingat atau tersedia secara langsung. Manusia cenderung memberikan bobot yang terlalu besar pada informasi yang mudah diingat, dan mengabaikan informasi yang sulit diingat atau tidak mudah ditemui.

e. Regret Aversion

Regret aversion adalah kecenderungan manusia untuk menghindari keputusan yang dapat menyebabkan penyesalan di masa depan. Manusia lebih cenderung memilih keputusan yang memberikan rasa aman dan menghindari risiko, meskipun keputusan tersebut tidak menguntungkan dalam jangka panjang.

3. Strategi Mengatasi Bias dan Emosi dalam Investasi

Dalam menghadapi bias dan emosi dalam investasi, terdapat beberapa strategi yang dapat diimplementasikan. Strategi-strategi ini bertujuan untuk membantu individu mengambil keputusan investasi yang lebih bijaksana dan rasional. Beberapa strategi tersebut antara lain:

a. Diversifikasi Portofolio

Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk mengurangi pengaruh bias dan emosi dalam investasi adalah dengan melakukan diversifikasi portofolio. Diversifikasi portofolio adalah membagi dana investasi ke berbagai jenis aset, seperti saham, obligasi, dan properti. Dengan melakukan diversifikasi portofolio, risiko investasi dapat dikurangi karena kerugian dari satu jenis aset dapat dikompensasi oleh keuntungan dari jenis aset lainnya.

b. Melakukan Analisis Fundamental

Analisis fundamental adalah pendekatan dalam analisis investasi yang berfokus pada analisis keuangan dan kinerja perusahaan. Dengan melakukan analisis fundamental, individu dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang kondisi perusahaan dan prospeknya di masa depan. Hal ini dapat membantu individu membuat keputusan investasi yang lebih rasional, berdasarkan fakta dan bukti.

c. Menggunakan Pendekatan Jangka Panjang

Pendekatan jangka panjang adalah strategi investasi yang berfokus pada perolehan keuntungan dalam jangka panjang, bukan perolehan keuntungan yang cepat. Dengan menggunakan pendekatan jangka panjang, individu dapat mengurangi pengaruh emosi seperti keserakahan dan ketakutan dalam pengambilan keputusan investasi. Fokus pada tujuan jangka panjang juga dapat membantu individu untuk tetap tenang dan bertindak secara rasional saat terjadi fluktuasi pasar.

d. Membatasi Akses Informasi

Terlalu banyak informasi yang tersedia dapat membingungkan dan mempengaruhi keputusan investasi. Untuk mengurangi pengaruh availability bias, individu dapat membatasi akses informasi yang mereka terima. Memilih sumber informasi yang terpercaya dan relevan, serta tidak terlalu sering memperhatikan pergerakan pasar dapat membantu individu tetap fokus pada tujuan investasi jangka panjang.

Kesimpulan

Konsep behavioral finance pada investasi mengungkapkan bahwa manusia seringkali tidak bertindak secara rasional dalam pengambilan keputusan finansial. Faktor-faktor seperti bias kognitif, emosi, herding behavior, availability bias, dan regret aversion dapat mempengaruhi pengambilan keputusan investasi.

Untuk mengatasi pengaruh bias dan emosi dalam investasi, individu dapat menerapkan strategi seperti diversifikasi portofolio, analisis fundamental, pendekatan jangka panjang, dan pembatasan akses informasi.

0 Comments

Posting Komentar